11 Alasan Dilarang Menikah Lagi Setelah Bercerai - Bagian 1

Lanjutan dari posting sebelumnya Pandangan Pertama tentang Pernikahan Lagi Setelah Perceraian. Artikel ini merupakan terjemahan dari artikel yang ditulis oleh John Piper dalam blognya Desiring God, jadi ini merupakan pandangan Piper tentang 'pernikahan kembali setelah perceraian' berdasarkan prinsip-prinsip Firman Tuhan di dalam Alkitab. Pesan Injil memilih untuk memposting terjemahannya karena kami setuju dengan pandangan ini tentang 'kemungkinan menikah lagi setelah perceraian'.

Karena panjangnya artikel, maka posting dibagi menjadi 3 bagian. Ini adalah posting bagian 1. 

Pandangan Kedua tentang Pernikahan Lagi Setelah Perceraian - Bagian 1
 





11 Alasan mengapa saya percaya bahwa semua pernikahan lagi setelah perceraian dilarang jika kedua pasangan masih hidup
 

1
Lukas 16:18 menyebut semua pernikahan kembali yang terjadi setelah perceraian sebagai perzinahan.

Lukas 16:18: Setiap orang yang menceraikan isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah.

    1.1 Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus tidak mengakui perceraian sebagai penghapusan atas pernikahan dalam pandangan Allah. Alasan pernikahan kedua disebut sebagai perzinahan adalah karena yang pertama dianggap masih berlaku. Jadi Yesus mengambil sikap berlawanan terhadap kebudayaan Yahudi di mana semua perceraian dianggap membawa dengan itu hak menikah lagi.

    1.2 Bagian kedua dari ayat ini menunjukkan bahwa bukan hanya pria yang menceraikan saja yang disebut melakukan dosa perzinahan ketika ia menikah lagi, tetapi juga setiap orang yang menikah dengan wanita yang telah diceraikan.

    1.3 Karena tidak ada pengecualian yang disebutkan dalam ayat ini, dan karena Yesus jelas menolak konsepsi budaya umum bahwa jika bercerai berarti berhak untuk menikah lagi, maka pembaca pertama Injil ini pasti akan melawan keras setiap pengecualian yang dilakukan atas dasar anggapan bahwa Yesus setuju terhadap asumsi budaya bahwa perceraian yang terjadi karena ketidaksetiaan atau karena ditinggalkan pasangannya membebaskan pasangan yang diceriakan / ditinggalkan itu untuk menikah lagi.
 

Pertobatan sebelum/sesudah Perceraian, dan Pengampunan


Orang-orang Kristen yang mengejar perceraian dengan alasan yang tidak Alkitabiah dapat dikenakan disiplin gereja karena mereka secara terbuka menentang Firman Allah. Orang yang bercerai secara tidak Alkitabiah dan menikah lagi berarti melakukan dosa perzinahan karena pada mulanya Tuhan  tidak mengizinkan perceraian (Matius 5:32 “Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.”; Markus 10:11-12 "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.")



Bahasan kali ini tentang :


Pertobatan (menjadi percaya Kristus) yang terjadi sebelum dan sesudah perceraian. Apakah pandangan Alkitab tentang hal ini?
 

Tentang Kemungkinan Menikah Lagi



Posting sebelumnya membahas tentang apa pandangan Alkitab tentang perceraian,
 
"Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel." Maleakhi 2:16

Perceraian di Alkitab diperbolehkan hanya akibat dosa manusia. Karena perceraian adalah suatu kompromi yang terpaksa diijinkan akibat dosa manusia dan bukan merupakan bagian dari rencana semula Allah untuk pernikahan, semua orang percaya/orang beriman/orang Kristen harus membenci perceraian sebagaimana Allah membencinya dan perceraian hanya dilakukan ketika tidak ada lagi jalan lain untuk menyelamatkan suatu pernikahan.   




Bahasan kali ini adalah tentang kemungkinan untuk menikah lagi. Apakah pandangan Alkitab tentang hal ini?


Apa pandangan Alkitab tentang Perceraian?

Perceraian


Allah membenci perceraian! Dia membenci perceraian karena hal itu selalu melibatkan ketidaksetiaan terhadap keabsahan perjanjian pernikahan atas dua pihak yang telah terikat di dalamnya, dan karena perceraian juga menimbulkan konsekuensi berbahaya yang merusak pasangan dan anak-anak mereka (Maleakhi 2: 14 Dan kamu bertanya: "Oleh karena apa?" Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu. 15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya. 16 Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel--juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!). 

9 Cara untuk Mengetahui Kehendak Tuhan

Lanjutan dari posting 5 Syarat untuk Mengetahui Kehendak Tuhan
 


 
Banyak orang-orang percaya yang masih bergumul untuk mengetahui apakah sebenarnya kehendak Allah bagi diri mereka. Ada hal-hal yang dinyatakan secara jelas dalam Alkitab misalnya agar kita mengampuni orang yang bersalah terhadap kita, bahkan agar kita mendoakan orang yang menganiaya kita. Namun, bagaimana kita dapat mengetahui kehendak Allah untuk hal-hal praktis dalam kehidupan seperti: hal memilih pekerjaan, mencari pasangan hidup, menentukan study lanjutan maupun memilih tindakan tertentu yang berkenan kepada Allah ketika kita harus menyikapi / menghadapi situasi dan kondisi tertentu. Apakah yang dikatakan Alkitab tentang cara-cara untuk mengetahui kehendak Allah?


Berikut ini 9 cara untuk mengetahui kehendak Tuhan dan penjelasannya :

5 Syarat untuk Mengetahui Kehendak Tuhan

Setelah menentukan resolusi Tahun Baru anda, mungkin beberapa dari anda masih bertanya-tanya tentang apakah sebenarnya kehendak Tuhan dalam hidup anda. Maka topik kali ini adalah,


Bagaimana mengetahui kehendak Tuhan dalam hidup anda?

Apakah yang dimaksud dengan kehendak Tuhan:

  1. Yang dimaksud dengan kehendak Tuhan di sini bukanlah rencana Allah yang sudah Ia tetapkan sejak semula, tetapi apa yang Tuhan kehendaki untuk anda lakukan dalam situasi dan kondisi tertentu.
  2. Jika anda telah menerima Yesus secara sungguh-sungguh sebagai Juruselamat dan juga sebagai Tuhan dalam hidup anda, maka untuk mengetahui kehendak Tuhan dalam arti ini sangat penting bagi kita.



Berikut ini 5 syarat untuk mengetahui kehendak Tuhan:

Resolusi Tahun Baru apakah yang seharusnya dibuat oleh seorang Kristen?

Selamat Tahun Baru 2017! Apakah anda telah memiliki resolusi untuk anda capai di tahun baru ini? Jika belum, masih belum terlambat untuk memulai. Berikut ini ulasan tentang resolusi Tahun Baru.


Praktek membuat resolusi Tahun Baru sudah dilakukan sejak lebih dari 3.000 tahun lalu pada jaman Babel kuno. Ada sesuatu hal tentang bagaimana mengawali tahun baru, biasanya resolusi Tahun Baru dibuat supaya kita merasa memulai sebuah awal yang baru. Meskipun pada kenyataannya, tidak ada perbedaan antara 31 Desember dan 1 Januari. Tidak ada kejadian ajaib terjadi di tengah malam pada tanggal 31 Desember. 

Alkitab tidak menentang konsep resolusi Tahun Baru. Namun pertanyaannya, jika seorang Kristen membuat resolusi Tahun Baru, resolusi apakah yang seharusnya ia buat?


Resolusi Tahun Baru biasanya berupa daftar komitmen untuk berhenti merokok, untuk mengelola uang lebih bijak, untuk lebih rajin bersembahyang dan lebih banyak meluangkan waktu bersama keluarga. Sejauh ini, resolusi Tahun Baru yang paling umum adalah untuk menurunkan berat badan, biasanya berkaitan dengan berolahraga lebih banyak dan pola makan yang lebih sehat. Ini semua baik untuk dijadikan resolusi Tahun Baru. Namun, 1Timotius 4:8 menginstruksikan agar kita tetap melatih diri kita: "Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." Sebagian besar resolusi Tahun baru, bahkan di antara orang-orang Kristen,
lebih mengutamakan hal-hal jasmani. Membuat resolusi semacam ini seharusnya dihindari.