Siapakah Keturunan Abraham?


Pertanyaan “siapakah keturunan Abraham" ini dapat dijawab dengan beberapa cara, dan sangat penting untuk membuat beberapa perbedaan : 1. keturunan (=the Seed of) Abraham (benih /keturunan = dalam bentuk tunggal); 2. keturunan Abraham secara fisik (yaitu keturunan Abraham menurut tubuh jasmaniah); dan 3. keturunan Abraham secara rohaniah (yakni orang-orang yang, seperti Abraham, memiliki iman kepada Allah).





Dalam bentuk tunggal, Keturunan/Benih (the Seed of) Abraham adalah Kristus, sebagaimana yang dicatat dalam Galatia 3:16, mengutip Kejadian 12:7, mengatakan, "Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus."  Bagian ini selanjutnya menjelaskan bahwa warisan yang dijanjikan kepada Benih Abraham (Kristus) terpisah dari hukum Taurat. Kemudian, Hukum Taurat  diperkenalkan, tetapi tidak membatalkan janji-janji yang diberikan kepada Abraham atau kepada Benih Abraham (Kristus).


Mengapa Allah memerintahkan Abraham untuk mengorbankan Ishak?





 
Abraham telah mentaati Allah berkali-kali dalam perjalanan hidupnya bersama Allah, tetapi tidak ada ujian yang lebih parah dari ujian yang harus ditempuhnya dalam Kejadian 22. Allah memerintahkan, "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." (Kejadian 22:2a).

Abraham mengusir Hagar dan Ismael


"Mengapa Abraham mengusir Ismael (Kejadian 21:14)?"
 
Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih. Tapi Sarah melihat anak Hagar orang Mesir, yang pernah ia tanggungkan untuk Abraham, sedang tertawa. Berkatalah Sara kepada Abraham: "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak." Kejadian 21:10.


Abraham : Sarah dan Hagar

Sarah adalah istri Abraham. Hagar adalah hamba Sarah. Allah telah berjanji kepada Abraham bahwa ia akan mempunyai banyak keturunan, namun, sepuluh tahun setelah janji itu, Sarah masih belum dapat memiliki anak, dan mereka berdua telah menjadi terlalu tua untuk memiliki anak. Sarah memilih untuk memberikan budaknya Hagar kepada Abraham, sesuai dengan kebiasaan pada jaman itu, sehingga Sarah dapat memiliki anak melalui Hagar (Kejadian 16:2).

Mengapa Abraham dijanjikan tanah/negeri milik bangsa lain (Kejadian 12)?


Dalam Kejadian 12:1-3, 
1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.

Penjelasan : Maksud perintah "Berilah juga pipi kirimu"


-Mengalahkan Kejahatan dengan Kebaikan- 38 Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. 39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Matius 5:38-39

Apakah maksud Yesus ketika memerintahkan untuk "memberikan juga pipi kiri"?

Seluruh bagian dari Khotbah Yesus di atas Bukit di mana ayat ini ditemukan dapat dipahami sebagai salah satu di mana Yesus benar-benar menekankan pentingnya menaati hukum moral Israel dengan ketulusan sungguh-sungguh dan bukan sekedar secara lahiriah saja. Banyak materi di dalamnya melengkapi nature/sifat kedatangan Kristus yang ditandai dengan anugerah/rahmat, kasih dengan pengorbanan, dan kesabaran terhadap orang-orang berdosa, seiring dengan semua tanda-tanda ini, nature kedatangan Kristus juga menegaskan prinsip "siapa yang terakhir/terkemudian akan menjadi yang pertama/terdahulu/paling duluan" di atas mana Kerajaan Allah didasarkan. Misalnya, kita diajarkan untuk mengasihi musuh kita dan berdoa bagi yang menganiaya kita,  bukannya menolak atau membenci mereka. Semua ini secara umum dapat diringkas dengan mengatakan bahwa kita harus murni luar dalam dan harus berlegowo sebanyak mungkin demi memenangkan dunia yang terhilang.