Rasul Paulus, Bagian 2 : Pertobatan Paulus


1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, 2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. 3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. 4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" 5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. 6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat." 7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun. 8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. 9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. (Kisah Para Rasul 9:1-9)


Dalam tiga versi dari pertobatan Paulus (Kisah Para Rasul 9:1-9, 22:6-11, 26:9-20), terdapat elemen yang berulang-ulang muncul untuk menjadi pusat misi dan penugasannya. Pertama, menandai pertobatannya menjadi seorang Kristen; kedua, merupakan bentuk panggilannya menjadi seorang nabi; dan ketiga, menunjukkan penugasannya menjadi seorang rasul. Ketiga poin ini dapat dibagi sebagai berikut berdasarkan pertimbangan yang lebih dalam: (1) Paulus dipilih secara khusus, dipisahkan, dan dipersiapkan oleh Allah untuk pekerjaan yang akan dia lakukan; (2) Paulus diutus sebagai saksi bukan hanya kepada orang-orang Yahudi, tetapi juga bagi bangsa-bangsa lain; (3) misi penginjilan Paulus akan menghadapi penolakan dan penderitaan; (4) Paulus akan membawa cahaya untuk orang yang lahir dalam dan saat ini masih hidup dalam kegelapan; (5) Paulus akan mengkotbahkan bahwa pertobatan diperlukan sebelum seseorang menerima iman Kristen; (6) kesaksian Paulus akan didasarkan pada sejarah ruang-waktu dan didasarkan pada pengalamannya sendiri dalam perjalanannya ke Damsyik, pada apa yang dia sendiri telah lihat dan dengar di tempat yang nyata dan diketahui oleh semua orang yang ketika itu tinggal di Damsyik.


Sebuah revolusi harus terjadi terlebih dulu dalam kehidupan dan pemikiran Saulus, sebelum murid Gamaliel ini lulus ujian yang cocok untuk dapat menjalani pelayanan yang akan dipercayakan kepadanya oleh Allah dan oleh kematian Yesus. Paulus kemudian akan mengatakan bahwa 'dia "telah ditangkap" oleh Kristus Yesus (Filipi 3:12) dalam perjalanan ke Damsyik’, ini merupakan suatu pernyataan yang berarti : ‘menjadikan sesuatu menjadi miliknya sendiri atau mendapatkan kuasa atas  seseorang melalui pengejaran’. Dalam Kisah Para Rasul 9, kita melihat dengan jelas mukjizat ditunjukkan dalam pertobatan Paulus, satu titik yang menunjukkan dengan sangat jelas bahwa Allah mengendalikan dan mengarahkan semua peristiwa, hingga Paulus akan melakukan tugas-tugas tertentu yang Allah telah tetapkan baginya, tugas-tugas yang tentunya tidak bakalan dilakukan oleh Saulus, dirinya dahulu sebelum ia bertobat.

Meskipun ada banyak pengamatan yang dapat dibuat tentang pertobatan Paulus dalam perjalanan ke Damsyik , ada dua titik kunci yang menarik. 
  1. Pertama, adalah fakta bahwa kehidupan Paulus akan menjadi berpusat pada Kristus setelah apa yang dialaminya. Setelah pertemuannya dengan Yesus, pemahaman Paulus tentang Mesias telah direvolusi/diubahkan, dan itu tidak lama sebelum ia menyatakan bahwa, "Dia [Yesus] adalah Anak Allah" (Kisah Para Rasul 9:20).
  2. Kedua, kami mencatat bahwa dalam pertobatan Paulus tidak ada anteseden positif atau peristiwa sebelumnya yang memimpinnya dari seorang musuh bebuyutan menjadi seorang pendukung antusias Kristus. Kejadian pertobatannya berlangsung cepat seketika itu juga, semenit sebelumnya Saulus adalah musuh Yesus, dan semenit berikutnya Saulus telah menjadi tawanan Kristus yang pernah dia aniaya. Paulus mengatakan, "Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang” (1 Korintus 15:10), yang menunjukkan bahwa dia telah diubah oleh Allah, menjadi benar-benar beriman, dan dia adalah salah satu yang menjadi milik Kristus dan yang telah menjadi hamba Kristus.

Setelah pengalaman dalam perjalanan ke Damsyik, Paulus pertama-tama pergi ke Arab Saudi, tetapi apakah dia benar-benar memulai pekerjaan misionaris di sana tidak diketahui. Kemungkinan besar adalah bahwa setelah pertobatannya, dia sungguh-sungguh membutuhkan waktu untuk mengingat apa yang telah terjadi pada dirinya dengan tenang. Kemudian setelah tinggal sebentar di Yerusalem, ia bekerja sebagai misionaris di Siria dan Kilikia (sebagian besar di Orontes, Antiokhia dan di kota kelahirannya Tarsus) dan setelah itu bersama dengan Barnabas di Siprus, Pamfilia, Pisidia, dan Likaonia.


Bersambung ke Bagian 3


Sumber : GotQuestions.org


Tidak ada komentar:

Posting Komentar