Apa yang Alkitab Katakan tentang Hukuman Rajam dengan Melempari Batu



"Apa yang Alkitab katakan tentang hukuman rajam (hukuman mati dengan melempari batu)?"



Ini juga salah satu bagian yang banyak diserang / dikritik oleh skeptis, mereka menuduh Allah dalam Perjanjian Lama sebagai : kejam, pembunuh dan sangat jahat terhadap umat manusia. Bahkan orang Kristen yang kurang mempelajari Alkitab pun banyak yang terperangah ketika ditunjukkan pada bagian ini. Maka untuk mengerti kebenaran dari firman Allah, mari kita meneliti bagian ini dari Kitab Suci.

Apakah itu hukuman rajam?
Hukuman rajam adalah metode hukuman yang dijalankan oleh sekelompok orang, biasanya rekan-rekan dari pihak orang yang bersalah, dengan melempari batu orang terkutuk itu sampai dia mati. Cara mati dengan dirajam ditetapkan dalam Hukum Perjanjian Lama sebagai hukuman untuk berbagai macam dosa. Baik hewan maupun manusia dapat menjadi obyek hukuman rajam (Keluaran 21:28), dan hukuman rajam ini tampaknya dikaitkan dengan dosa-dosa yang menyebabkan kerusakan permanen pada kerohanian atau kemurnian secara seremonial dari seseorang ataupun binatang.

Kekerasan dalam Perjanjian Lama, bagian 1

Mengapa Allah memerintahkan tindakan kekerasan dalam Perjanjian Lama?




Fakta bahwa Allah memerintahkan pemusnahan seluruh bangsa di Perjanjian Lama telah lama menjadi sasaran kritik keras dari penentang-penentang Kekristenan. Bahwa memang ada kekerasan dalam Perjanjian Lama adalah tidak terbantahkan. Pertanyaannya adalah apakah kekerasan dalam Perjanjian Lama dapat dibenarkan dan diampuni oleh Allah. Dalam buku laris, The God Delusion, karangan seorang atheis bernama Richard Dawkins, ia mengacu pada Allah dari Perjanjian Lama sebagai "pendendam, pembersih etnis yang haus darah." Wartawan bernama Christopher Hitchens mengeluh bahwa Perjanjian Lama berisi perintah untuk melakukan "pembantaian membabi buta." Kritik-kritk lain atas Kekristenan rata-rata bernada tuduhan yang sama, menuduh Yahweh telah melakukan suatu "kejahatan terhadap kemanusiaan".

Tetapi apakah kritik-kritik ini benar? Apakah benar Allah dalam Perjanjian Lama itu adalah "monster moral" yang sewenang-wenang memerintahkan pemusnahan orang-orang tak bersalah, perempuan, dan anak-anak? Apakah reaksi Allah atas dosa-dosa orang Kanaan dan orang Amalek merupakan tindakan kejam "pembersihan etnis" yang tidak berbeda dari kekejaman yang dilakukan oleh Nazi? Atau mungkinkah bahwa Allah memiliki alasan moral yang cukup untuk memerintahkan penghancuran bangsa-bangsa ini?


Penjelasan : Yesus sebagai Bintang Timur

Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, Bintang Timur yang gilang-gemilang. Wahyu 22:16.


Penunjukkan pertama pada bintang fajar/bintang timur sebagai individu ada dalam Yesaya 14:12: "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!" Alkitab versi bahasa Inggris King James dan New King James keduanya menerjemahkan "bintang timur" sebagai "Lucifer, putra fajar." Dari seluruh sisa pasal ini, jelas Yesaya menunjuk kepada kejatuhan setan dari Surga (Lukas 10:18). Jadi dalam hal ini, bintang timur mengacu pada setan. Di dalam Wahyu 22:16, Yesus jelas mengidentifikasi diri-Nya sebagai Bintang Timur. 

Jadi mengapa Yesus dan setan digambarkan sebagai "bintang timur"?

Supremasi Kristus


Supremasi (=keagungan/keunggulan/keulungan) Kristus adalah doktrin yang meliputi otoritas Yesus dan hakekat keilahian-Nya. Sederhananya, menegaskan supremasi Kristus adalah menegaskan bahwa Yesus adalah Allah.

 
Kamus Merriam-Webster mendefinisikan kata ‘supreme’ sebagai "tertinggi dalam peringkat atau otoritas" atau "tertinggi dalam derajat atau kualitas." Pada dasarnya, tidak ada yang lebih baik dari yang supreme. Sesuatu yang supreme berarti sesuatu yang tertinggi / terutama / terbesar/ terpenting / terunggul. [Supremacy = the state or condition of being superior to all others in authority, power, or status.; Supreme = superior to all others.] Yesus adalah yang tertinggi / terutama / terbesar /terpenting/ terunggul  dalam kekuasaan, kemuliaan, otoritas, dan kebesaran-Nya.  Supremasi Yesus atas segala sesuatu ditunjukkan secara Alkitabiah terutama dalam kitab Ibrani dan Kolose.

Keilahian Yesus


Apakah keilahian Yesus Alkitabiah ?

Selain pengakuan khusus Yesus sendiri tentang diri-Nya, murid-murid-Nya juga mengakui keilahian Kristus. Mereka mengakui bahwa Yesus memiliki hak untuk mengampuni dosa - sesuatu yang dapat dilakukan hanya oleh Allah - karena dosa adalah pelanggaran terhadap ketetapan Allah (Kisah Para Rasul 5:31; Kolose 3:13; Mazmur 130: 4; Yeremia 31:34). Dalam hubungan dekat dengan klaim yang terakhir ini, Yesus juga disebut sebagai “yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati" (2Timotius 4:1). Tomas berseru kepada Yesus, "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yohanes 20:28). Paulus menyebut Yesus "Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita" (Titus 2:13) dan menunjukkan bahwa sebelum inkarnasi-Nya Yesus telah ada dalam "rupa Allah" (Filipi 2: 5-8). Allah Bapa mengatakan tentang Yesus: ""Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya" (Ibrani 1: 8). Yohanes menyatakan bahwa "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu [Yesus] adalah Allah." (Yohanes 1:1). Ada banyak contoh-contoh dalam Kitab Suci yang mengajarkan tentang keilahian Kristus (lihat Wahyu 1:17, 2:8, 22:13; 1 Korintus 10: 4; 1Petrus 2: 6-8; Mazmur 18:2, 95: 1; 1 Petrus 5: 4; Ibrani 13:20), tetapi bahkan salah satu saja dari ayat-ayat ini sudah cukup untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah

Image credit: artwork by Brent Borup for Framed Legacy.

Yesus juga diberikan gelar yang unik untuk YHWH (nama resmi dari Allah) dalam Perjanjian Lama. Gelar “penebus” dalam Perjanjian Lama (Mazmur 130:7; Hosea 13:14) digunakan untuk Yesus dalam Perjanjian Baru (Titus 2:13; Wahyu 5:9). Yesus disebut Immanuel- "Allah beserta kita" -dalam Matius 1