4 Argumentasi Alkitab Terkuat tentang Keilahian Yesus


Bahwa Perjanjian Baru penuh dengan referensi tentang keilahian Kristus adalah sulit untuk disangkal. Dari keempat kanonik Injil, melalui kitab Kisah Para Rasul dan Surat-Surat Paulus, Yesus tidak hanya dilihat sebagai Mesias (atau Kristus), tetapi juga setara/sama dengan Tuhan sendiri. 


Yesus Kristus adalah Allah. Image courtesy: as written on the picture

1. AYAT-AYAT YANG SECARA JELAS MENYATAKAN KEILAHIAN YESUS

Rasul Paulus mengacu pada keilahian Kristus ketika ia menyebut Yesus "Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita" (Titus 2:13) dan bahkan mengatakan bahwa Yesus ada dalam "rupa Allah" sebelum inkarnasi-Nya (Filipi 2: 5-8 ). Allah Bapa mengatakan tentang Yesus, "Takhta-Mu, ya Allah, akan berlangsung selama-lamanya" (Ibrani 1: 8). Yesus langsung disebut sebagai Sang Pencipta sendiri (Yohanes 1:3; Kolose 1:16-17). 

Ayat-ayat Alkitab lainnya yang mengajarkan keilahian Kristus  
  • "Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.” Wahyu 1:7;  
  • Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali: Wahyu 2:8;  
  • “dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.” 1Korintus 10:4;  
  • “Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.” 1Petrus 5:4.

Kutipan-kutipan langsung ayat-ayat diatas cukup membuktikan pernyataan Alkitab tentang keilahian Yesus, namun pendekatan-pendekatan lain yang tidak langsung mungkin akan lebih memperkuat untuk membuktikan kebenaran ini.  

Yesus adalah Sang Pencipta



Apakah Yesus Kristus Pencipta atau diciptakan?


Alkitab mengajarkan bahwa Yesus tidak diciptakan, Yesus adalah Sang Pencipta sendiri.  
"Karena di dalam Dia (Yesus) telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Kolose 1:16. 

Doktrin kekekalan Kristus adalah salah satu tanda yang membedakan bahwa Kekristenan Alkitabiah.


Sementara Yesus dijunjung tinggi oleh umat Islam, Mormon, Saksi-Saksi Yehuwa, dan lain-lain dari berbagai keyakinan dan agama, tetapi agama-agama ini mengajarkan bahwa Yesus adalah manusia biasa yang diciptakan. Hanya Kristen ortodoks yang menegaskan keilahian penuh Kristus dan hakekat-Nya yang tidak diciptakan, ini membuat Kekristenan unik dari semua agama dan filsafat lainnya. 

Aku / Aku Ada / Aku-lah [=I AM]


Apakah maksud Yesus ketika Ia mengakui diri-Nya dengan pernyataan,”AKU /AKU ada / AKU-lah  [bahasa Inggris present tense/waktu sekarang = I AM]


Dalam Yohanes 8:56-59, sebagai jawaban kepada orang-orang Farisi atas pertanyaan, "Siapakah Engkau?", Yesus berkata, "Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita."  Orang-orang Yahudi berkata lagi kepadaNya "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, AKU ADA [=I AM]."  Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.


Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, AKU ADA." Yohanes 8:58


Tanggapan kekerasan orang-orang Yahudi kepada pengakuan Yesus  “AKU ADA” [=I AM] menunjukkan bahwa mereka mengerti dengan jelas maksud pengakuan Yesus itu. Pernyataan “AKU ADA” sama dengan menyatakan bahwa Dia adalah Allah yang kekal yang menjadi manusia. Yesus menyamakan diriNya dengan Allah ketika menyatakan,”AKU ADA” [I AM] sebagaimana pengakuan Allah di  dalam Keluaran 3:14 “Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU" [I AM]. Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU [I AM] telah mengutus aku kepadamu.".

Pencobaan atas Yesus

Tiga godaan setan di padang gurun bukan satu-satunya godaan yang Tuhan kita pernah alami ketika Ia berdiam di bumi. Kita dapat membaca dalam Lukas 4:2 bahwa Yesus telah dicobai oleh Iblis selama empat puluh hari, tetapi Dia pasti juga menghadapi pencobaan-pencobaan lainnya pada waktu yang lain (Lukas 4:13; Matius 16: 21-23; Lukas 22:42),  namun dalam semua pencobaan yang Dia alami tersebut, Yesus tetap tidak berdosa atau berkompromi terhadap dosa. 


Yesus dicobai iblis di padang gurun (Matius 4:1-11). Image courtesy: film The Passion of the Christ, adegan ketika Yesus dicobai oleh iblis.


Meskipun beberapa orang menyarankan bahwa masa Tuhan Yesus berpuasa sebanding dengan puasa yang dilakukan Musa (Keluaran 34:28) dan Elia (1Raja-raja 19: 8), tetapi hal yang terpenting adalah bagaimana Tuhan Yesus menghadapi godaan/pencobaan itu dalam keadaan kemanusiaan-Nya.

Cinta / Kasih Terbesar


Lagu berjudul 'The Greatest Love of All' [cinta/kasih terbesar] pernah populer pada tahun 1985. Lagu itu dinyanyikan oleh penyanyi berbakat Whitney Houston, yang menyatakan lewat lirik lagunya bahwa kasih terbesar adalah mengasihi diri sendiri. Persisnya lirik lagu itu berbunyi : Belajar untuk mencintai/mengasihi dirimu sendiri, adalah cinta terbesar. [Learning to love yourself. It is the greatest love of all]. Tetapi, Alkitab mengajarkan hal yang sangat berbeda tentang kasih terbesar ini.


Menurut Yesus, kasih yang manusia berikan (baik bagi orang lain dan  bagi Allah) haruslah memenuhi segala perintah Allah tentang kasih seperti yang tertulis dalam Matius 22:36-40 :
"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat? Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." 




Arti Cinta Menurut Alkitab


Arti sebenarnya dari cinta, sebagaimana dijelaskan dalam Alkitab, telah rusak dalam penggunaan umumnya  dari segi pemakaian arti yang salah dari kata bahasa Inggris 'love' dan dari sisi penerapan arti yang salah ini dalam masyarakat. Paling sering, cinta  diartikan dengan 'gairah' yang menyenangkan, perasaan "bahagia" yang kita rasakan ketika kita "jatuh cinta." Cinta semacam ini adalah sesuatu yang berlangsung biasanya kurang dari satu tahun (kecuali jika benar-benar digantikan oleh cinta sejati), dan biasanya berakhir dengan hubungan yang retak, kacau atau gagal.



Asal Mula Cinta

Alkitab menunjukkan bahwa cinta/kasih itu berasal dari Allah. Bahkan, Alkitab mengatakan "Allah adalah kasih." Cinta adalah salah satu ciri utama dari Allah. Demikian juga, Allah telah menganugerahi kita dengan kapasitas/kemampuan untuk mencintai/mengasihi, karena kita diciptakan menurut gambar-Nya. Kapasitas untuk mencintai ini adalah salah satu bukti di mana kita "diciptakan menurut gambar Allah."

Bisakah Yesus Berbuat Dosa

Pertanyaan ini terbagi dalam dua kategori
1. Mungkinkah Yesus berbuat berdosa (bisa atau tidak bisa)? 2. Kalau Yesus tidak bisa berdosa, lalu apa gunanya Yesus dicobai?

Penting untuk mengingat bahwa pembahasan ini bukanlah mengenai apakah Yesus berdosa atau tidak.
Karena dengan jelas telah dikatakan oleh Alkitab, Yesus tidak berdosa.
(“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” 2 Korintus 5:21, Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.” 1 Petrus 2:22)


Pertanyaannya: apakah mungkin bagi Yesus untuk berdosa?
 
Mereka yang berpegang pada ketidakmungkinan Yesus berdosa, percaya Yesus itu tidak bisa berbuat dosa. Mereka yang berpegang pada kemungkinan berdosa, percaya bahwa Yesus bisa saja berdosa, namun tidak berdosa. 

Pandangan mana yang benar?

Yesus Tanpa Dosa

Apakah Yesus tanpa dosa?

Ya, Yesus tidak berdosa, dan karena Yesus tidak berdosa maka kita memiliki harapan kekekalan di Surga. Jika Yesus tidak tanpa dosa, maka tidak akan ada korban yang dapat memenuhi syarat untuk penebusan dosa. 

"Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."  2 Korintus 5:21

Tentang Yesus Marah

Membahas tentang kemarahan Yesus, sebagai berikut :




Ketika Yesus membersihkan tempat-tempat para penukar uang dan tempat para penjual hewan, Dia menunjukkan emosi dan kemarahan, berikut ini ayat-ayatnya:
  • “Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Matius 21: 12-13; 
  • “Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!" Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya.” Markus 11: 15-18;

Arti dan Pentingnya Transfigurasi

Peristiwa transfigurasi terjadi ketika Yesus dimuliakan di atas gunung. [transfiguration : a complete change of form or appearance into a more beautiful or spiritual state. =perubahan total dari bentuk atau penampilan menjadi bentuk yang lebih indah atau bentuk spiritual.]



Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Lukas 9:28-31

Sekitar seminggu setelah Yesus jelas mengatakan kepada murid-muridNya bahwa Dia akan menderita, dibunuh, dan dibangkitkan untuk hidup kembali  (Lukas 9:22), Dia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes naik ke sebuah gunung untuk berdoa. Ketika Yesus berdoa, penampilan diri-Nya berubah menjadi bentuk kemuliaan, dan pakaian-Nya menjadi putih menyilaukan. Musa dan Elia muncul dan berbicara dengan Yesus tentang kematian-Nya yang akan segera berlangsung. Petrus, yang tidak mengerti apa yang dikatakannya karena ia sangat ketakutan, menawarkan untuk memasang tiga kemah bagi Yesus, Musa dan Elia. Ini tidak diragukan lagi merujuk kepada kemah-kemah yang biasa digunakan untuk merayakan hari raya Pondok Daun, dimana orang Israel tinggal di dalam kemah-kemah tersebut selama 7 hari (Imamat 23: 33-42). Petrus mengungkapkan keinginannya untuk tinggal di tempat itu. Ketika awan menyelimuti mereka, terdengar suara, "Inilah AnakKu yang Kukasihi, yang Aku pilih, kepadaNyalah Aku berkenan; dengarkanlah Dia!" Lalu awan terangkat, Musa dan Elia telah menghilang, dan Yesus sendirian dengan murid-murid-Nya yang masih sangat ketakutan. Yesus kemudian memperingatkan mereka untuk tidak memberitahu siapa pun tentang apa yang mereka lihat sampai setelah kebangkitan-Nya.
Tiga catatan peristiwa  ini ditemukan dalam Matius 17:1-8, Markus 9:2-8, dan Lukas 9:28-36.

Pentingnya Baptisan Yesus


Mengapa Yesus dibaptis? Mengapa baptisan Yesus penting?

Baptisan Yesus sering digunakan orang-orang yang tidak percaya sebagai salah satu cara untuk menyerang Kekristenan dan membuktikan bahwa Yesus hanya manusia biasa. Agar kita mengerti arti dan pentingnya baptisan Yesus ini, marilah kita membahasnya.

Sekilas, tampaknya pembaptisan Yesus tidak memiliki tujuan sama sekali. Karena baptisan Yohanes Pembaptis adalah baptisan pertobatan (sesuai perkataan Yohanes Pembaptis dalam Matius 3:11 : "Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan"), tetapi Yesus tidak berdosa dan tidak perlu bertobat. Bahkan Yohanes Pembaptis juga terkejut pada waktu Yesus datang kepadanya untuk dibaptiskan. Yohanes Pembaptis mengakui dosanya sendiri dan menyadari bahwa dialah orang berdosa yang membutuhkan pertobatan, Yohanes menyadari dirinya yang berdosa tidak layak untuk membaptis Anak Domba Allah yang tidak bercacat- cela: Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" (Matius 3: 14). Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya. (Matius 3:15).