Kehidupan Doa Pribadi Daniel_Bagian 1


Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. Daniel 6:11

Posting ini adalah lanjutan dari posting : Rahasia Doa yang Efektif


Daniel sungguh memiliki hikmat tentang kehendak Allah. 

Hal ini ditunjukkan dari bagaimana dia membuka jendela ke arah Yerusalem. Ketika Bait Suci didedikasikan, Salomo berdoa kepada Allah demikian, “Apabila mereka berdosa kepada-Mu--karena tidak ada manusia yang tidak berdosa--dan Engkau murka kepada mereka dan menyerahkan mereka kepada musuh, sehingga mereka diangkut tertawan ke negeri yang jauh atau yang dekat, dan apabila mereka sadar kembali dalam hatinya di negeri tempat mereka tertawan, dan mereka berbalik, dan memohon kepada-Mu di negeri tempat mereka tertawan, dengan berkata: Kami telah berdosa, bersalah, dan berbuat fasik, apabila mereka berbalik kepada-Mu dengan segenap hatinya dan dengan segenap jiwanya di negeri orang-orang yang mengangkut mereka tertawan, dan apabila mereka berdoa kepada-Mu dengan berkiblat ke negeri mereka yang telah Kauberikan kepada nenek moyang mereka, ke kota yang telah Kaupilih dan ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu, maka Engkau kiranya mendengarkan dari sorga, dari tempat kediaman-Mu yang tetap, kepada doa dan segala permohonan mereka dan kiranya Engkau memberikan keadilan kepada mereka, dan Engkau kiranya mengampuni umat-Mu yang telah berdosa kepada-Mu.” (2Tawarikh 6:36-39). 


Di sini kita menemukan seorang pria yang penuh hikmat. Dia tidak melupakan firman Allah, dia tidak melupakan doa itu, karena Allah mendengar doa Salomo, kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Salomo pada malam hari dan berfirman kepadanya: "Telah Kudengar doamu dan telah Kupilih tempat ini bagi-Ku sebagai rumah persembahan. Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan, dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku, dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka. Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini. Sekarang telah Kupilih dan Kukuduskan rumah ini, supaya nama-Ku tinggal di situ untuk selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa. (2Tawarikh 7:12-16).



Kepentingan Allah menjadi pusat di tempat itu. 


Ketidaksetiaan bangsa Israel telah menjauhkan mereka dari pusat tersebut, namun hal ini tidak pernah mengubah fakta bahwa hadiratNya sebagai pusat di tempat itu sangatlah penting bagi Allah. Dan kita menemukan disini bagaimana seorang pria yang sedang dalam tawanan mengingat firman itu, Daniel mengetahui sepenuhnya bahwa dengan berdoa sesuai dengan firman itu maka Allah akan mendengarkan doanya; dan Allah memang sungguh mendengar dan menjawab doa-doanya. Dalam gua singa, dan dalam segala situasi, Allah datang untuk membantu hamba-Nya. Allahnya Daniel mampu membebaskan dia dengan menyelamatkan Sadrakh, Mesakh dan Abednego (Daniel 3). Daniel telah menemukan bukti  betapa ajaibnya Allahnya! dan sementara raja Nebukadnezar resah tidak dapat tidur semalaman, Daniel dengan tenang melewatkan malam itu di tengah-tengah singa-singa liar, karena Allah telah menutup mulut singa-singa itu. Dengan kuasaNya Allah mengatur mahluk ciptaan bagi keselamatan hamba-Nya. Sungguh Allah yang luar biasa!

 

Daniel sangat mengutamakan kepentingan Allah. 


Tiga kali ia berlutut hari demi hari, membuka jendela ke arah Yerusalem. Saya yakin dia tidak hanya berdoa untuk memohon pertolongan dan minta diberi kekuatan bagi dirinya sendiri , Daniel membuang keinginan hatinya, karena umat Allah seharusnyalah tidak lagi terikat sebagai tawanan, melainkan menyerahkan dirinya untuk dipimpin keluar dari pembuangan kepada hadirat Allah, untuk menikmati pikiran-pikiran Allah yang telah dirancang-Nya bagi umat-Nya. Saya percaya hal inilah yang menjadi beban utama dalam doa-doa Daniel ketika ia berlutut di hadapan Allah, karena ketika doa dinaikkan sesuai dengan kehendak Allah, Allah mendengar dan menjawabnya.
 


Allah mempertahankan hak-hak hamba-Nya. 


Ketika raja-raja lainnya meninggal dunia, Daniel masih hidup dan makin makmur (“Darius, orang Media, menerima pemerintahan ketika ia berumur enam puluh dua tahun.”  Daniel 5:31, “Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan; membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan. Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya.”  Daniel 6: 1-3). Perubahan dinasti kekuasaan tidak membuat perbedaan sama sekali pada hidup Daniel, kehidupannya berlanjut dengan lancar dan ia terus melakukan hal-hal yang menyenangkan hati Tuhan. Sungguh seorang pria beriman yang hebat! Lagi-lagi hal ini adalah hasil dari kehidupan doa-Nya, kebenaran dalam hidupnya dan kehendak hatinya yang selalu mengutamakan kepentingan-kepentingan Allah. Inilah hal-hal yang memelihara dan menjadikan kehidupan Daniel suatu kesaksian yang luar biasa.


Bersambung ke bagian 2


Sumber : The Continual, Settled, Individual Prayer Life of Daniel oleh Frank Wallace untuk Biblecentre.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar