Mengapa Yesus Kristus Harus Mati


"Mengapa Yesus harus mati?"


Ketika kita mengajukan pertanyaan seperti ini, kita harus berhati-hati agar kita tidak mempertanyakan cara Tuhan. Mempertanyakan mengapa Tuhan tidak menggunakan "cara lain" untuk melakukan sesuatu berarti menyiratkan bahwa cara yang telah ditetapkanNya bukanlah cara terbaik dan menyiratkan bahwa cara-cara lain akan lebih baik.  Biasanya apa yang kita pikir sebagai cara yang "lebih baik" adalah cara yang kelihatannya benar untuk kita. Sebelum kita mempertanyakan cara apapun yang Tuhan lakukan, kita harus terlebih dahulu mengakui bahwa jalan Tuhan bukanlah jalan kita, pemikiran-pemikiran Tuhan bukanlah pemikiran-pemikiran kita – pemikiran-pemikiran Allah jauh melebihi pemikiran-pemikiran kita. Bahkan Ulangan 32:4 mengingatkan kita bahwa “Allah kita adalah Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar.


  • “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.” (Yesaya 55: 8).
  • "Sebab nama TUHAN akan kuserukan: Berilah hormat kepada Allah kita, Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia. “ (Ulangan 32:4).

Oleh karena itu, rencana keselamatan yang telah dirancangNya adalah sempurna, satu-satunya, adil, dan tidak ada seorangpun yang layak mengajukan kepadaNya cara lain, karena tidak ada cara lain apapun yang lebih baik dari cara Tuhan sendiri.


Alkitab mengatakan, "Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci" (1 Korintus 15: 3-4). 

Bukti menegaskan bahwa Yesus yang tanpa dosa telah mencurahkan darahNya dan mati di kayu salib. Yang paling penting, Alkitab menjelaskan mengapa kematian dan kebangkitan Yesus menyediakan satu-satunya pintu masuk ke surga.

 
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16



Hukuman dosa adalah maut.

Allah menciptakan bumi dan manusia yang sempurna. Tapi ketika Adam dan Hawa tidak menaati perintah Allah, Dia harus menghukum mereka. Seorang hakim yang mengampuni pelanggar hukum tanpa ada tebusan tak bersalah  sebagai pengganti bukanlah hakim yang adil. Mengabaikan dosa tanpa adanya hukuman akan membuat Allah yang kudus menjadi tidak adil. Kematian adalah konsekuensi keadilan Allah atas dosa. "Sebab upah dosa adalah maut" (Roma 6:23). Bahkan perbuatan baik tidak dapat membayar hutang dosa kita dihadapan Allah yang kudus. Dibandingkan dengan kesucian-Nya, "Semua kesalehan kami adalah seperti kain kotor di hadapan Allah" (Yesaya 64: 6b). Sejak dosa Adam, setiap manusia telah berdosa karena tidak mematuhi hukum-hukum Allah yang benar. "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23). Dosa bukan hanya kesalahan besar seperti membunuh atau menghujat, tapi juga termasuk cinta akan uang, kebencian terhadap musuh-musuh, dusta dan kecongkakkan. Karena dosa, semua orang hanya setimpal untuk menerima hukuman matiyaitu terpisah dari Allah selama-lamanya, dihukum selama-lamanya di dalam neraka.


 
Janji Allah membutuhkan kematian korban yang tidak bersalah.

Meskipun Allah telah mengusir Adam dan Hawa keluar dari taman, Dia tidak meninggalkan mereka tanpa harapan untuk pergi ke surga. Allah berjanji  bahwa Dia akan mengirim suatu korban tebusan untuk menanggung hukuman yang selayaknya mereka tanggung (Kejadian 3:15). Hingga pada waktu yang ditetapkanNya, manusia akan mengorbankan domba-domba yang tidak bersalah, untuk menunjukkan pertobatan mereka dari dosa dan menunjukkan iman didalam Korban tebusan masa depan dari Allah yang akan menanggung hukuman mereka. Allah menegaskan kembali janji-Nya untuk mengirimkan Korban Tebusan melalui orang-orang seperti Abraham dan Musa. Di sinilah letak keindahan rencana Allah yang sempurna: Tuhan sendiri menyediakan satu-satunya korban tebusan yang bisa menebus dosa-dosa umat-Nya, yaitu Yesus Kristus, Anak Allah yang sempurna yang memenuhi persyaratan sempurna dari hukum Allah yang sempurna. Rencana penebusan Allah ini luar biasa sempurna dalam kesederhanaannya. "Dia (Kristus) yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." (2 Korintus 5:21).


Para nabi menubuatkan kematian Yesus.

Dari Adam hingga Yesus, Allah telah mengutus nabi-nabi kepada umat manusia, untuk memperingatkan mereka tentang hukuman dosa dan menubuatkan kedatangan Mesias. Seorang nabi yang bernama Yesaya, menjelaskan tentang Mesias:

"Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak." (Yesaya 53: 1-12). Yesaya mengibaratkan Korban Tebusan yang akan datang sebagai domba, yang disembelih bagi tebusan dosa-dosa banyak orang.

Ratusan tahun kemudian, nubuat Yesaya digenapi dalam kesempurnaan Tuhan Yesus, yang lahir dari perawan Maria. Ketika nabi Yohanes Pembaptis melihat Yesus, ia berteriak, "Lihatlah, Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia!" (Yohanes 1:29). Orang-orang padat mengerumiuniNya untuk mendapatkan kesembuhan dan mendengarkan pengajaranNya, tetapi para pemimpin agama mencemoohkan Dia. Massa berteriak, "Salibkan Dia!" Tentara-tentara memukul, mengejek, dan menyalibkan Dia. Sebagaimana telah dinubuatkan Yesaya, Yesus disalibkan di antara dua penjahat tapi dikuburkan di kuburan orang kaya. Tapi Dia tidak tinggal tetap di dalam kuburan. Karena Allah menerima pengorbanan Anak Domba-Nya, Dia menggenapi nubuat lain dengan membangkitkan Yesus dari antara orang mati (“Sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.” Mazmur 16:10; “Ya, TUHAN, orang-orang-Mu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun TUHAN ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali. Yesaya 26:19).

 
"Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring." Matius 28:6


Mengapa Yesus harus mati? Ingatlah, Allah yang kudus tidak bisa membiarkan dosa tidak dihukum. Jika kita harus menanggung dosa-dosa kita sendiri maka kita harus menanggung penghakiman Allah dan menderita dihukum selama-lamanya di dalam api neraka. Puji Tuhan, Dia telah memenuhi janji-Nya untuk mengirim dan mengorbankan Domba yang sempurna untuk menanggung dosa orang-orang yang percaya kepada-Nya. Yesus harus mati karena Dia adalah satu-satunya yang dapat membayar hukuman atas dosa-dosa kita! 


Maukah saudara menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan Penyelamat saudara? Terimalah tawaranNya sebelum anda terlambat.



Diterjemahkan dari GotQuestions.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar