JANJI KESELAMATAN PERTAMA / NUBUAT PERTAMA TENTANG MESIAS (Seri 2)



Dalam Kejadian 1 dan 2, Allah telah menciptakan alam semesta, yang mencakup semua makhluk hidup dan manusia, sebagai mahkota ciptaan. Seandainya Adam dan Hawa mentaati Allah dalam satu larangan (untuk tidak makan buah dari pohon tentang pengetahuan yang baik dan yang jahat, Kejadian 2: 16-17), mereka tentu dapat hidup kekal/abadi dalam persekutuan dengan Allah dan dalam pekerjaan yang menyenangkan di taman. Setan mencobai mereka dan manusia akhirnya melanggar perintah Allah. 

Ketidaktaatan ini berakibat fatal, yaitu kematian, suatu kondisi dimana manusia terpisah dari hadapan Allah, terkutuk di hadapan Allah yang maha suci.



Benih Perempuan (Kejadian 3:15)







Janji keselamatan diberikan kepada manusia sebelum mati secara fisik. Ini adalah janji pertama dari kasih karunia Allah, bahwa akan datang Sang Penebus yaitu Mesias. Mesias yang dijanjikan ini adalah "benih perempuan" – bahwa Ia akan lahir dari seorang perempuan (bukan keturunan perempuan dan laki-laki seperti semua manusia sejak dari Adam dan Hawa).



Perhatikan ayat-ayat berikut ini :


Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel --yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus. Matius 1 : 18 – 25


Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.  Lukas 1: 26 - 35


Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. Yesaya 7:14


Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus. Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya. Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi justru oleh janjilah Allah telah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abraham. Kalau demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran--sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu--dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan seorang pengantara. Seorang pengantara bukan hanya mewakili satu orang saja, sedangkan Allah adalah satu. Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat dengan janji-janji Allah? Sekali-kali tidak. Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat. Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya. Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun. Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Galatia 3:16-26


Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Galatia 4: 4


Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Roma 16:20


“... tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita. Roma 1: 3, 4





Hukuman / Kutukan Dijatuhkan
 

Kutukan dijatuhkan pertama atas ular/Setan, kedua atas Hawa (perempuan) dan ketiga atas Adam (laki-laki)
 
Dalam Kejadian pasal 3 kita dapat melihat bagaimana Allah menjatuhkan kutukan atas masing-masing tiga pihak yang terlibat didalam kejatuhan manusia ke dalam dosa. Mari kita perhatikan pada konsekuensi untuk ular dan untuk perempuan.


14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.


15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." (Kejadian 3: 14-15).


Tuhan mulai dengan mengatasi Setan dengan menjatuhkan hukuman dosanya duluan. Hal ini cocok, mengingat fakta bahwa Setan adalah si penghasut, si penggoda yang pertama berinisiatif dalam skenario kejatuhan manusia kepada dosa. Setan-lah yang menghasut / menggoda wanita agar melakukan pelanggaran terhadap larangan Tuhan. Sebagai promotor dosa, adalah cocok bahwa hukuman atas Setan di jatuhkan duluan.





Janji Pertama dan Kasih Allah



Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Roma 16:20



Janji pertama tentang Mesias yang dijanjikan terkandung dalam teguran Tuhan kepada Setan didalam ayat :

Kejadian 3:15 “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” 

Janji ini adalah janji kehancuran bagi Setan, tetapi merupakan janji keselamatan bagi Adam dan Hawa dan seluruh umat manusia. Mesias akan datang, untuk menghancurkan Setan dan untuk membebaskan manusia dari kekuasaan-Nya, tema ini terus berlangsung hingga digenapi didalam kelahiran, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru.



Alasan lain mengapa hukuman kepada Setan dijatuhkan pertama, karena penghancuran Setan yang dengan demikian juga merupakan pembebasan manusia, memberikan pengharapan kepada Adam dan Hawa, bahkan ketika mereka dalam penghukuman. Setelah kutukan/hukuman atas Setan dijatuhkan (dimana tidak ada pembebasan dari kutukan bagi Setan), hukuman untuk Adam (dengan demikian juga berlaku atas semua pria) dan untuk Hawa (dengan demikian juga berlaku atas semua perempuan) dijatuhkan. Perbedaannya di sini adalah bahwa rasa sakit akibat hukuman diperlunak dengan janji pembebasan. Secara khusus, Hawa akan menderita kesakitan ketika melahirkan anak, tetapi rasa sakit ini akan mereda dengan adanya pengetahuan bahwa anaknya akan menjadi sarana kehancuran Setan. Seorang ibu harus membayar harga yang menyakitkan, tetapi juga diberikan janji Allah bahwa: benih keturunan Hawa akan terbukti menjadi penghancur Setan.



Setelah diusir keluar dari Taman Eden, Adam dan Hawa segera belajar bahwa kasih karunia Allah adalah penting untuk pemenuhan janji-Nya akan datangnya seorang Pembebas / Penebus / Mesias. Ketika anak pertama mereka lahir, tentu mereka merasakan sukacita yang besar. Kemudian lahir lagi anak berikutnya. Mereka tentu berpikir bahwa salah satu dari kedua putra mereka, mungkin Kain atau mungkin Habel akan menjadi sarana untuk memenuhi janji Allah. Dapat dibayangkan kengerian yang mereka hadapi ketika sebagai orang tua mereka menemukan bahwa Kain ternyata telah membunuh Habel, adik kandungnya sendiri (Kejadian 4:8). Bagaimana mungkin benih keturunan satu wanita dapat menyelamatkan umat manusia ketika salah satu membunuh yang lain? Anak yang benar mati, anak yang lain adalah pembunuh. Mereka tentu mempertanyakan, masih adakah pengharapan atas janji yang diberikan Allah untuk mereka miliki agar mereka dapat dibebaskan dari cengkeraman Setan? Doktrin kebobrokan manusia adalah salah satu hal yang mereka pelajari melalui kerasnya kenyataan hidup oleh Adam dan Hawa. Tetapi Allah tetap setia akan janji-Nya, di dalam kasih karunia-Nya, Allah memberi mereka anak lain, Seth (Kejadian 4:25), Seth yang merupakan leluhur Nuh, menjadi sarana pemenuhan janji Allah tersebut.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar