4 Hal Tentang Kutuk Allah atas Manusia - Bagian 1

KEMATIAN YANG TERKUTUK


GALATIA 3:10-14


Galatia 3:10-14 - “(10) Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.’ (11) Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: ‘Orang yang benar akan hidup oleh iman.’ (12) Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya. (13) Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’ (14) Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu”.


Pendahuluan: 

Jaman sekarang yang banyak didengar tentang Allah adalah bahwa Allah itu kasih dan karena itu selalu memberi berkat berlimpah-limpah, baik berkat jasmani maupun berkat rohani. Tetapi kali ini justru akan membahas tentang kutuk dari Allah kepada manusia!




Kita telah ditebus dari kutuk oleh Kristus



I) 4 hal tentang kutuk dari Allah atas manusia yang perlu anda ketahui :



1)   Mengapa Allah bisa mengutuk?


Allah yang maha kasih bisa mengutuk, karena Ia juga adalah mahasuci dan mahaadil! Jangan sampai saudara terlalu menekankan kasih Allah, sehingga mengabaikan keadilan dan kesucian Allah! Penekanan satu kebenaran secara berlebihan sehingga mengabaikan kebenaran yang lain, menyebabkan terjadinya ajaran sesat.



2)   ‘Terkutuk’ adalah suatu kondisi di hadapan Allah.


Ingat bahwa ‘terkutuk’ adalah suatu kondisi di hadapan Allah. Sekalipun bisa terjadi, tetapi tidak selalu keadaan terkutuk itu dimanifestasikan dalam bentuk penderitaan atau hal-hal tidak enak yang lainnya. Jadi jangan bayangkan bahwa orang yang terkutuk itu pasti akan menderita AIDS, jatuh bangkrut, hancur dalam study / pekerjaannya, berantakan keluarganya, dsb.
Sejalan dengan hal itu, maka kata ‘berbahagialah’ [bahasa Inggrisnya: ‘blessed’ (= diberkatilah)] juga merupakan suatu kondisi di hadapan Allah, yang tidak selalu dimanifestasikan dengan pemberian kekayaan, kesehatan dan berkat-berkat jasmani lainnya (bandingkan dengan Matius 5:10-12  1Petrus 4:14).
Karena itu bisa saja untuk sementara waktu, keadaan terkutuk itu tidak mempunyai perwujudan buruk yang terlalu berarti dalam hidup seseorang. Bisa saja seseorang hidup dalam dosa, penipuan, perzinahan, dan sebagainya, tetapi hidupnya tetap sehat, pekerjaan dan keuangan lancar. Karena itu kalau hidup saudara baik-baik saja (pekerjaan / study, keuangan, kesehatan), jangan terlalu cepat beranggapan bahwa saudara tidak terkutuk di hadapan Tuhan. Pokoknya jika ada dosa, tidak peduli betapa enaknya dan betapa tidak menderitanya hidup saudara, saudara sebetulnya adalah orang terkutuk di hadapan Allah!

Bandingkan ini dengan cerita Lazarus dan orang kaya (Lukas 16:19-31); menurut saudara yang mana yang terkutuk, dan yang mana yang diberkati?
Dalam Lukas 8:32 permintaan / doa setan-setan untuk masuk ke dalam babi-babi dikabulkan, sedangkan dalam Lukas 8:38-39 permintaan / doa dari orang yang disembuhkan itu ditolak. Tetapi yang mana dari mereka yang diberkati, dan yang mana yang dikutuk?



3)   Dosa selalu menyebabkan kutuk.


a)   Ini terlihat dari banyak ayat Kitab Suci, seperti:

1.   Kejadian 3:14,17 - ular dan tanah dikutuk gara-gara dosa.
2.   Kejadian 4:11-12 - Kain dikutuk karena membunuh Habel.
3.   Kejadian 9:25 - Kanaan dikutuk.
4.   Ulangan 27:15-26 - sederetan dosa yang menyebabkan kutuk.
5.   Ulangan 28:15-46 - macam-macam kutuk karena dosa / ketidaktaatan.
6.   Hakim-hakim 5:23 - kota Meros dikutuk karena tidak ikut berperang.
7.   Amsal 3:33 - “Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkatiNya”.
8.   Maleakhi 2:2 - “Jika kamu tidak mendengarkan, dan jika kamu tidak memberi perhatian untuk menghormati namaKu, firman TUHAN semesta alam, maka Aku akan mengirimkan kutuk ke antaramu dan akan membuat berkat-berkatmu menjadi kutuk, dan Aku telah membuatnya menjadi kutuk, sebab kamu ini tidak memperhatikan”.
9.   Galatia 1:6-9 - nabi palsu dikutuk oleh Paulus.
10. Matius 25:41 - ‘kambing-kambing’ yang akan masuk neraka dikutuk.


b)   Ini terlihat juga dari ayat 10b yang mengutip dari Ulangan 27:26.


1.   Perbandingan ayat 10b dengan Ulangan 27:26.

Ayat 10b: “Terkutuklah (setiap) orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat”.
Catatan: seharusnya dalam ayat 10b ini ada kata ‘setiap’. Bandingkan dengan NIV yang menterjemahkan: “Cursed is everyone who does not continue to do everything written in the Book of the Law” (= Terkutuklah setiap orang yang tidak terus melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam Kitab Hukum Taurat).
Ulangan 27:26 - “Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat ini dengan perbuatan”.

Ada perbedaan antara ayat 10b dan Ulangan 27:26.

Bedanya adalah:
  • Dalam ayat 10b ini, Paulus mengatakan ‘kitab hukum Taurat’.
Maksudnya untuk menekankan seluruh hukum Taurat.
  • Dalam ayat 10b ini, Paulus mengatakan / menambahkan kata-kata ‘segala sesuatu’.

Dalam Alkitab bahasa Inggris versi King James/New King James, Ulangan 27:26 mengandung kata ‘all’ (= semua), sedangkan dalam Revised Standard Version / New International Version / New American Standard Bible, Ulangan 27:26 tidak mempunyai kata itu. Dalam semua manuscript bahasa Ibrani, Ulangan 27:26 tidak mengandung kata ‘all’, sehingga ada yang menganggap bahwa penyalin Kitab Suci sengaja membuang kata ini, supaya tidak terlihat bahwa kita harus taat secara sempurna baru tidak terkutuk. Tetapi ada 6 manuscript non Ibrani, termasuk Septuaginta / LXX (Perjanjian Lama yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani), dimana Ulangan 27:26 mengandung kata ‘all’.



Dari semua ini bisa disimpulkan adanya beberapa kemungkinan:


a.   Ulangan 27:26 ini di dalam autographnya (= manuscript aslinya) memang mengandung kata ‘all’ tetapi lalu dibuang oleh para penyalin. Kalau ini yang benar, maka ini menunjukkan kurang ajarnya para penyalin itu. Tetapi saya sendiri tidak terlalu yakin akan kebenaran dari hal ini.

b.   Ulangan 27:26 tidak mempunyai kata ‘all’ tetapi secara implicit kata itu ada.

c.   Bisa juga bahwa sebetulnya Ulangan 27:26 memang tidak mengandung kata ‘all’, tetapi karena dalam Ulangan 28:1,15 ada kata ‘all’, maka Paulus menambahkan kata itu pada waktu mengutip Ulangan 27:26.
Ulangan 28:1,15 - “(1) ‘Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintahNya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. ... (15) ‘Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapanNya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau”.

d.   Atau, Paulus menafsirkan bahwa Ulangan 27:26 itu maksudnya adalah ‘all the words of the law’ (= semua kata-kata hukum Taurat). Ingat bahwa kalau penulis Perjanjian Baru menafsirkan Perjanjian Lama pada saat mereka menuliskan Firman Tuhan / Kitab Suci, maka tafsiran mereka infallible (= tidak bisa salah), karena mereka diilhami oleh Roh Kudus!

2.   Dalam ayat 10b ini ada 2 hal yang ditekankan oleh Paulus:

a.         ‘setia melakukan’ [NIV: ‘continue to do’ (= terus melakukan)].
Mungkin tidak sukar untuk mentaati hukum Tuhan kalau hanya kadang-kadang saja. Tetapi bagaimana kalau harus terus menerus mentaatinya?
Bayangkan apakah saudara bisa terus menerus jujur / tak berdusta, selalu sabar, selalu rendah hati, selalu rajin, selalu hormat kepada orang tua, selalu memberitakan Injil dalam setiap kesempatan, terus tekun / rajin dalam saat teduh (setiap hari), selalu setia dan mengasihi istri / suami, selalu menghindari perzinahan, dsb.
Kalau tidak bisa, maka ayat 10b ini menyatakan saudara sebagai orang terkutuk!

b.         ‘segala sesuatu’ (NIV: everything).
Ini menunjukkan bahwa setiap dosa menyebabkan kita terkutuk, tidak peduli apakah itu adalah:
  • dosa besar (berzinah, punya Pria / Wanita Idaman Lain) atau dosa kecil / remeh (seperti berdusta, terlambat datang dalam kebaktian, malas dan sebagainya).
  • dosa aktif (dimana kita melakukan apa yang dilarang oleh Tuhan) atau dosa pasif (dimana kita tidak melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan).
  • dosa sengaja atau dosa yang tidak disengaja, dan sebagainya.

Dalam kontex jaman sekarang, dimana Perjanjian Baru sudah ada, maka ini jelas mencakup hukum-hukum Perjanjian Baru seperti kasihilah musuhmu (Mat 5:44), larangan perzinahan dalam hati / pikiran (Mat 5:28), dsb!



Apabila 2 hal di atas ini digabungkan, maka maksudnya adalah: jika seseorang tidak dengan setia / terus menerus mentaati semua Firman Tuhan, maka ia adalah orang yang terkutuk. Ini jelas menunjukkan bahwa semua manusia pasti adalah orang terkutuk!

Bandingkan dengan Yohanes 7:49 - “Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!’”.
Ini adalah kata-kata dari para tokoh Yahudi tentang orang-orang Yahudi awam. Mengapa mereka berkata demikian? Karena ‘tidak mengenal hukum Taurat’, berarti ‘tidak melakukan hukum Taurat’, dan ‘tidak melakukan hukum Taurat’ berarti ‘terkutuk’ (Ulangan 27:26).
Tetapi para tokoh Yahudi itu lupa bahwa sekalipun mereka mengenal hukum Taurat, tetapi mereka juga adalah orang terkutuk, karena tidak seorangpun bisa taat secara sempurna, dan  ketidak-taatan sedikit saja sudah menyebabkan terkutuk (Ulangan 28:1,15-dan seterusnya; Galatia 3:10b).



4)   Orang yang mau selamat karena perbuatan baik berada di bawah kutuk.

Ayat 10a: “Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk”.


a)   Kata-kata ‘orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat’ (ayat 10a) menunjuk pada orang yang percaya pada keselamatan karena perbuatan baik / ketaatan.
Kata-kata ‘yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat’ ini oleh NASB diterjemahkan ‘are of the works of the Law’ (= adalah dari pekerjaan hukum Taurat).
NIV menterjemahkan ay 10a: ‘who rely on observing the law’ (= yang bersandar pada kepatuhan pada hukum Taurat).

Golongan ini kontras dengan golongan orang dalam ayat 9 yang ‘hidup dari iman’ [NASB: ‘are of faith’ (= adalah dari iman)].

Jadi ayat 9 dan ayat 10a mengkontraskan 2 golongan, yaitu:
1.   Orang yang percaya pada keselamatan karena iman (ayat 9).
2.   Orang yang percaya pada keselamatan karena perbuatan baik (ayat 10).
Ayat 10a ini secara explicit mengatakan bahwa orang-orang yang berusaha untuk menyelamatkan diri mereka sendiri melalui perbuatan baik adalah orang-orang yang terkutuk.


b)   Tadi kita sudah melihat bahwa orang yang berbuat dosa adalah orang terkutuk. Ini memang tidak aneh. Tetapi sekarang dikatakan bahwa orang yang mau selamat karena perbuatan baik / ketaatan, adalah orang yang ada di bawah kutuk. Ini aneh! Orang itu, karena ingin selamat, lalu berbuat baik dan mentaati hukum Taurat / Firman Tuhan. Bukankah itu baik? Tetapi Firman Tuhan justru berkata bahwa orang seperti itu adalah orang yang ada di bawah kutuk (ayat 10a)! 


Mengapa demikian?


1.   Karena tidak ada orang yang bisa taat sempurna (bahkan sebetulnya tak ada orang yang bisa taat sedikitpun), sedangkan ketidaktaatan sedikit saja sudah menyebabkan seseorang menjadi terkutuk (ayat 10b).
Bandingkan dengan ajaran Roma Katolik yang mengatakan bahwa saints (= orang-orang suci) bukan hanya bisa mencapai standard Allah, tetapi bahkan bisa melebihinya! Kalau ajaran ini benar, maka seluruh argumentasi Paulus di sini harus dibuang!
Bandingkan juga dengan ajaran-ajaran gereja-gereja sesat lain yang mengajarkan keselamatan karena perbuatan baik, seperti Saksi Yehuwa, dan sebagainya.


2.   Karena hukum Taurat tidak menyediakan / memberikan pengampunan dosa. Baca ayat 10,11a,12b yang sedikitpun tidak berbicara tentang pengampunan dosa.

Kisah Para Rasul 13:38-39 - “(38) Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. (39) Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa”.

Bandingkan juga dengan Ibrani 10:1-4 - “(1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. (2) Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. (3) Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. (4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa”.
Ini menunjukkan bahwa upacara pengorbanan dalam Perjanjian Lama sebetulnya juga tidak memberikan pengampunan dosa.

Sebaliknya Firman Tuhan berkata bahwa hukum Taurat membangkitkan murka.
Roma 4:15 - “Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran”.


3.   Karena Firman Tuhan berkata bahwa orang benar hidup oleh iman.
Ayat 11: “Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: ‘Orang yang benar akan hidup oleh iman.’”.
Habakuk 2:4 - “Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya”.
Roma 1:17 - “Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: ‘Orang benar akan hidup oleh iman.’”.


Padahal hukum Taurat kontras dengan iman.
Ayat 12: “Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya”.
KJV: ‘And the law is not of faith’ (= Dan hukum Taurat bukanlah dari iman).
RSV: ‘but the law does not rest on faith’ (= tetapi hukum Taurat tidak bersandar pada iman).
NIV: ‘The law is not based on faith’ (= Hukum Taurat tidak didasarkan pada iman).
NASB: ‘However, the Law is not of faith’ (= Tetapi, hukum Taurat bukanlah dari iman).

Bandingkan dengan Imamat 18:5 - “Sesungguhnya kamu harus berpegang pada ketetapanKu dan peraturanKu. Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya; Akulah TUHAN”.

Yang dimaksudkan dengan ‘melakukannya’ adalah ‘melakukan dengan sempurna, tanpa cacat sedikitpun’. Ini jelas tak bisa dilakukan oleh siapapun! Karena itu, adalah mustahil untuk mencapai surga dengan ketaatan / perbuatan baik!




Penerapan:


Apakah saudara termasuk orang yang dibaptis, pergi ke gereja, melayani, memberi persembahan, berdoa, belajar Firman Tuhan, membuangi dosa, mentaati Firman Tuhan dengan tujuan supaya selamat / masuk surga? Kalau ya, maka saudara adalah orang terkutuk! Saudara bukan hanya ‘tidak dijamin selamat’, tetapi bahkan ‘dijamin tidak selamat’! Saudara bukan hanya ‘tidak djamin masuk surga’ tetapi sebaliknya saudara ‘dijamin masuk neraka’!


Ini semua kedengaran mengerikan! Siapa yang tidak pernah berbuat dosa? Tidak ada! Jadi semua orang adalah orang terkutuk. Dan kalau kita mau berbuat baik / mentaati Firman Tuhan dengan tujuan supaya selamat, kita juga terkutuk! Tidak ada jalan keluar! Betulkah tidak ada? 

Lalu bagaimana agar kita dapat masuk surga? 
Pada saat ini kita boleh merenungkan suatu kabar baik bagi setiap orang yang terkutuk di hadapan Allah! Kabar baik apakah itu?


Temukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di Bagian 2 : Kematian yang Terkutuk dan Pembenaran karena Iman.






Sumber : Hermeneutics oleh Pdt. Budi Asali, M.Div. 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar